Pengikut

Kamis, 28 April 2011

situs aneh dan jail

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Video Review of Letus B4 Pro Relay and Letus Ultimate on Sony HDW-730s HDCAM

teknik kameramen

cara membersihkan lensa kamera

teknik kameramen


Diposkan oleh production di 02:04
Teknik Pengambilan Gambar
Film merupakan hasil karya seni yang berasal dari perpaduan banyak unsur, seperti suara, gambar, dan gerak, dll. Pemerintah sendiri mendefinisikan film sebagai berikut : ”Film adalah karya cipta seni budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita selluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran melalui kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya atau tanpa suara yang dapt dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyek mekanik, elektronik dan atau lainnya (UU Perfilman th. 1992, Bab I, Pasal 1).”
Sebagaimana dijelaskan di dalam definisi tersebut film termasuk ke dalam golongan karya seni, dan dilihat dari urutannya film merupakan seni yang ketujuh di dalam jajaran seni-seni yang lain. Film agak berbeda dengan seni yang lain, karena film lahir dari gabungan unsur-unsur seni-seni yang lain yaitu seni sastra, teater, rupa, suara, musik, dan arsitektur, selain unsur-unsur seni tersebut di dalam film juga terkandung unsur teknologi.

Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan film, fungsi kamera yaitu mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen, kameramen mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.

Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya, namun secara garis besar kamera terbagi tiga yaitu :

1. Kamera foto (still photography)
Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak ( still single picture). Bahan baku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga setelah melakukan perekaman harus diproses lagi dengan pemrosesan secara kimiawi. Contoh : kamera analog, kamera digital.
2. Kamera film (cinema photography)
Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil yang didapat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa disebut still motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.
3. Kamera video (video photography)
Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena menghasilkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan bakunya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis. Contoh : kamera Betacam, MiniDV, HDCam.

Teknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat bervariasi, sehingga saat kita menonton suatu film tampak macam-macam sudut pandang pengambilan gambar yang merupakan hal penting dalam film. Penonton akan merasa jenuh apabila gambar yang disajikan terlihat monoton. Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu :

1. Sudut pengambilan gambar (Camera Angle)
a. Bird Eye View
Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.
b. High Angle
Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
c. Low Angle
Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan.
d. Eye Level
Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.
e. Frog Level
Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.

2. Ukuran gambar (frame size)
a. Extreem Close-up (ECU)
Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.
b. Big Close-up (BCU)
Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek.
c. Close-up (CU)
Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi gambaran jelas terhadap objek.
d. Medium Close-up (MCU)
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
e. Mid Shoot (MS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.
f. Knee Shoot (KS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid Shot.
g. Full Shoot (FS)
Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.
h. Long Shoot (LS)
Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya.
i. Extreem Long Shoot (ELS)
Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya.
j. 1 Shoot
Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame.
k. 2 Shoot
pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.
l. 3 shoot
pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol.
m. Group Shoot
Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.

3. Gerakan kamera (moving camera)
a. Zooming (In/Out)
Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja.
b. Panning (Left/Right)
Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan.
c. Tilting (Up/Down)
Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.
d. Dolly (In/Out)
Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
e. Follow
Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.
f. Framing (In/Out)
Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framming shot.
g. Fading (In/Out)
Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out.
h. Crane Shoot.
Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan
bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.

4. Gerakan objek (moving object)
a. Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri maupun ke kanan.
b. Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera.

Setelah mengetahui teknik-teknik dalam pengambilan gambar, ada beberapa elemen penting yang harus ada di dalam gambar. Adapun elemen-elemen tersebut yaitu :
a. Motivasi
b. Informasi
c. Komposisi
d. Suara
e. Sudut Kamera
f. Kontinuitas

Selain teknik-teknik maupun tata cara pengambilan gambar yang harus dimiliki oleh seorang kameramen yaitu sense of art atau rasa seni, karena gambar yang diambil oleh kameramen merupakan karya seni. Setiap orang memungkinkan untuk menguasai teknik-teknik pengambilan gambar namun apabila tidak memiliki rasa seni atau keindahan maka hasil yang didapatpun kurang maksimal. Jadi rasa seni yang tinggi dapat dijadikan modal utama untuk menjadi kameramen. Gali terus potensi diri, selamat berkarya, bangun perfilman Indonesia menjadi lebih maju dan sukses.










KAMERAMEN TV

Angle Komposisi

High Angle, sebuah sudut pengambilan gambar oleh kamera dengan posisi kamera lebih tinggi dari objek, dan menghasilkan gambar yang terlihat objek berada dibawah atau terkesan pendek
Low Angle, sudut pengambilan gambar dengan posisi kamera lebih rendah dari objek dan menghasilkan gambar yang terlihat diatas atau terkesan tinggi.
Eye Level, sudut pengambilan gambar yang sejajar dengan pandangan mata, menjadi titik standar normal suatu komposisi.
Top Angle / Bird Eye, sudut pengambilan gambar top high, dengan menghasilkan gambar dengan pandangan seekor mata burung.
Frog Eye, sudut pengambilan gambar top low, menghasilkan gambar dengan pandangan mata seekor kodok.
Over Shoulder, pengambilan gambar dari belakang bahu.

Ukuran Shot

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc2JVYrqrtdR-bq2zI-LtOGopAI6_LjkEtUOP8GmHZqRKoNq23y0L9SCDjkM4OMEQMHHs34yjcMfo3wR-evH4BmCXFT6nx-oy5_fIjEywBzjWYbQ4AHztksZt2byWOQ46xTftGYM40N0w/s320/BCU.jpg
Big Close Up ( BCU )
- pengambilan gambar dari batas dagu hingga dahi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxOY-F_q9G1zRUEegl_GU65NbyzNySVLoJevRG2Th_FJJa2M_IJwu8zvmRKGUzA8wLt5tgrg89gKSQ1c9dX7tSAiNvwLagBjJSJVwInp89i5MOv8eR_8_xfC6Qvry0vi5JdOs6WeujXCY/s320/CU.jpg
Close Up ( CU )

- pengambilan gambar dari batas kancing pertama hingga kepala

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhuOplMi7QAGV7htMAiLpItsnoWpa93sKKTqDHI7bebFBLf3bQpIBgpFBxrkH2N55lPo2rwXEA10aFvYOG9ydxyqtXxRUziDd3NkPkPRMl8-SA8akN-lwxMcjqWLZMfQYEaj20VnhDLLY/s320/MCU+2.jpg
Medium Close Up ( MCU )
- pengambilan gambar dari batas siku hingga kepala

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiylCSURcra7YeGOlNd5nwhzn6qLFAb_6PKbboES2qlytt94PYzbf_iJ08ytb_eaPL5nNjAIQidHElenDB_cScuWTWl7mnrN48v7d-HwFZuXWbJpP2UX4iDu27cipNStL9AWfiQ2lnviMo/s320/MLS.jpg
Medium Shot ( MS )
- pengambilan gambar dari batas pinggang/pusar hingga kepala
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMVJl47rmXpg9sgEOI09NmLBZO7WNqcIjzKUlpE0zlpwdc1-mGD6pWrURSFyPQJDaZrdSAIhcau5quzNJVnAYfvketZoZ0OfbsjD1HbonBeS6UKCB2iVL3ALcxznhE08sm8TEo5xICpYU/s320/KS.jpg
Knee Shot ( KS )
- pengambilan gambar dari batas lutut hingga kepala

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_JjisuSWAOA2js-vzlTMH3wCKTVvnLyb4Sni-1ancQzrsiQrI37Sj74AWhBsZK2apJ7-THKob5Etg1ztNTg0kSx83NdrdleivIjIKY0meiAZ9pjYEmkmQ6KBcuy5AhIh-YVCeaJtO4Lg/s320/LS.jpg

Medium Long Shot / Full Shot ( FS )
- pengambilan gambar dari batas atas kepala hingga kaki, dengan ruang gerak objek sempit .

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi62H2do_ZNq0MYYKwVdiEzCqFRBfcVizIX2cPOJG3lj-3CBSVMIZ1AuS-vTbF51-1P7lX1mHl3j7v_KLdkdO48BuY6tXXVD4zKmsu5fC4VVLRHZtB4T-1RQVtDPT0wlp2DsIKH6qpHHCg/s320/ECU.jpg

Extreme Close Up (ECU )
- pengambilan gambar detail pada bagian tertentu, misal : mata, bibir

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfW-0ghNRlugsOVG5R_2KgnEV1oicBc7WxRvytVisR-ur8pyTIkiaoOlN02JNOvami7oTv-4DoLLiaip9XpMs2u_ILqcp8hD1VNRJHdaeQTiqdUgP-PNKs-Xn8rKLbCek7Tgq-MSxrNf4/s320/images.jpg
Long Shot ( VLS )
- pengambilan gambar dari batas kaki hingga kepala dengan ruang obyek yang sempit

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikTVZWMGhkGQSNrKvIp0UHZCnPsUebNt8vTELh1tON0GNrbGO9F79zF4FAq7jHJecThmB90W7CgzQneGRNiu8y1iwQRqaZwsdCWHQa6qawNnzN8BIY1f9Chj_YtncMlNUOT3olxBN1eQw/s320/ECU...jpg

Very Long Shot ( VLS )
- pengambilan gambar dari jarak jauh dengan ruang obyek yang luas







Tata Cahaya

Ada 2 jenis tata cahaya yang utama yang sering dipakai oleh juru kamera, yaitu :
High Key adalah sebuah scene yang penampilannya lebih condong ke cerah. Efek dari tata cahaya high key relative hanya sedikit ada bayangan, tetapi penting juga ada sedikit bagian yang gelap sebagai bahwa indikasi bahwa high key bukan over exposed.
Low Key adalah sebaliknya, hanya bagian – bagian yang pokok yang diberikan cahaya cukup, sedangkan bagian – bagian lainnya ada dalam bayangan gelap. Sering terjadi juga salah pengertian bahwa untuk mendapatkan efek low key ialah dengan membuat under exposed, yang benar adalah perbandingan ratio antara gelap dan terang.
Tata cahaya mempunyai beberapa fungsi, antara lain :
Key Light, merupakan sumber cahaya utama untuk suatu karakter tertentu disuatu tempat dalam scene. Jika objeknya bergerak maka menggunakan beberapa key light
Fill Light, tujuannya untuk mengisi ( fill ) bayangan yang disebabkan oleh key light. Karena harus dihindari agar tidak menimbulkan bayangan baru, maka biasanya ditempatkan dekat kamera. Fill light bisa juga dengan menggunakan sumber cahaya soft. Kualitas dari soft light yang tidak menimbulkan bayangan memberikan kebebasan dalam penempatannya.
Back Light, ditempatkan diatas atau dibelakang objek untuk memberi cahaya diatas kepala atau diatas pundak.
Dalam tata cahaya kadang diperlukan efek khusus. Efek cahaya lain yang sering digunakan adalah Eye Light, sebuah lampu kecil dengan cahaya kuat yang ditempatkan di dekat kamera. Karena cahayanya lemah maka dia menimbulkan fill light di mata actor, disamping refleksinya akan membuat matanya berbinar. Terakhir adalah background light atau set light, untuk memberi cahaya pada tembok atau furniture.


Hal Yang Perlu Diperhatikan

Yang Harus Diperhatikan Dalam Pengambilan Gambar

1. Jangan melanggar garis imajiner / directional line. Bila hal ini dilakukan, maka gambar akan terkesan tabrakan atau bolak – balik, atau disebut juga jump shot
2. Perhatikan head room, ruang yang cukup di bagian atas kepala.
3. Perhatikan looking room, ruang pandangan mata yang berimbang.
4. Perhatikan nose position, tetapkan posisi hidung tepat berada di tengah layer televise.
5. Hindari sporius object, benda – benda yang mengganggu komposisi.
6. Semua gambar yang kita rekam harus memiliki motivasi dan informasi.
7. Perhatikan continuity, kesinambungan jalan cerita jangan sampai ada yang hilang, sehingga alur ceritanya utuh .
8. Usahakan untuk selalu melakukan edit by camera ketika melakukan pengambilan gambar, terutama untuk sewaktu – waktu yang sangat singkat, dimana gambar dibutuhkan sesegera mungkin.
9. Pada wawancara Liputan Khusus ambil arah looking room setiap narasumber berbeda ( ke kanan x ke kiri ) agar tidak monoton
10. Untuk mempermudah proses editing, saat pengambilan establish minimal still 8”, begitu pula saat zoom / panning beri awal dan akhir still 8”

Istilah - Istilah Broadcasting

Audio Visual : Sebutan bagi perangkat yang menggunakkan unsur suara dan gambar.
Art Director : Sebutan bagi pengarah seni artistik dari sebuah produksi.
Asisten Produser : Seseorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya.
Audio Mixing : Proses penyatuan dan penyelarasan suara dari berbagai macam jenis dan bentuk suara.
Angle : Sudut pengambilan gambar.
Animator : Sebutan bagi seseorang yang beprofesi sebagai pembuat animasi.
Audio Effect : Efek suara.
Atmosfir /Ambience : Suara natural dari objek gambar.
Broadcasting : Proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya.
Broadcaster : Sebutan bagi seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran.
Background : Latar belakang.
Blocking : Penempatan objek yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Bridging scene : Adegan perantara diantara adegan – adegan lainnya.
Back Light : Penempatan lampu dasar dari sudut belakang objek.
Rundown : Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau urutan acara.
Bumper In : Penanda bahwa program acara TV dimulai kembali setelah iklan komersial.
Bumper Out : Penanda bahwa program acara TV akan berhenti sejenak karena iklan komersial.
Credit Title : Urutan nama tim produksi dan pendukung acara.
Chroma Key : Sebuah metode elektronis yang melakukan penggabungan antara gambar video yang satu dengan gambar video lainnya dimana dalam prosesnya digunakan teknik Key Colour yang dapat diubah sesuai kebutuhan foreground dan background.
Cutting on Beat : Teknik pemotongan gambar berdasar tempo.
Teaser : Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena ada jeda iklan komersial.
Cut : Pemotongan gambar.
Cutting : Proses pemotongan gambar.
Camera Blocking : Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Crazy Shot : Gambar yang direkam melalui kamera yang tidak beraturan.
Compotition : Komposisi.
Continuity : Kesinambungan.
Cross Blocking : Penempatan posisi objek secara silang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Crane : Katrol khusus untuk kamera dan penata kamera yang dapat bergerak keatas dan kebawah.
Clip On : Mikrofon khusus yang dipasang pada objek tanpa terlihat.
Casting : Proses pemilihan pemain lakon sesuai dengan karakter dan peran yang akan diberikan.
Desain Compugrafis : Rancangan grafis yang digambar melalui tekhnologi komputer.
Durasi : Waktu yang diberikan atau dijalankan.
Dissolve : Tekhnik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi kamera.
Depth of Field : Area dimana seluruh objek yang diterima oleh lensa dan kamera muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara objek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop.
Dialogue : Percakapan yang muncul dalam adegan.
Dramatic Emotion : Emosi gambar secara dramatis.
Dubbing : pengisian suara / narasi .
Editing : Proses pemotongan gambar.
Ending Title : Urutan nama yang dicantumkan pada akhir movie.
Establish Sho
t : Gambar pengenalan yang natural dan wajar.
Focus : Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati objek aslinya.
Final Editing : Proses pemotongan gambar secara menyeluruh.
Floor Director : Seseorang yang bertanggung jawab membantu mengkomunikasikan keinginan sutradara, dari master kontrol ke studio produksi.
Filter Camera : Filter yang digunakan untuk kamera.
Footage : Gambar – gambar yang tersedia dan dapat digunakan.
Foreground : Latar depan.
Hunting Location : Proses pencarian dan penggunaan lokasi terbaik untuk syuting.
Headset : Digunakan untuk dapat mendengarkan suara sutradara.
Hand held : Tekhnik penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod.
Intercut : Gambar penghubung antar sequence satu ke yang lain.
Jumping Shot : Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan.
Juncta Position : Kondisi dimana latar belakang menjadi satu dengan obyek dan sangat mengganggu.
Jimmy Jib : Katrol kamera otomatis yang digerakkan dengan remote.
Job Description : Deskripsi tentang jenis pekerjaan.
Jeda Komersial : Saat penayangan iklan komersial diantara acara televisi.
Job Title : Penamaan jabatan pada pekerjaan.
Kreator : Sebutan bagi seseorang yang menciptakan karya kreatif.
Lighting : Penataan cahaya.
Lighting Effect : Efek dari penataan cahaya.
Lensa Wide : Digunakan untuk memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.
Lensa Super Wide : Digunakan untuk sangat memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.
Master Control : Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan video dari berbagai input pada produksi untuk siaran live show maupun recorded.
Main Object : Target pada objek utama.
Monitor : Digunakan untuk memantau gambar.
Master Video : Video utama berisikan rekaman acara televisi yang siap untuk ditayangkan maupun disimpan.
Multi Camera : Sistem dari tata produksi audio visual yang syuting secara bersamaan dengan menggunakan sejumlah kamera.
Master Shot : Gambar pilihan utama dari sebuah adegan yang kemudian dijadikan referensi atau rujukan saat melakukan editing.
Noise : Gangguan pada sirkulasi signal audio maupun video yang mengganggu program acara.
News Director : Direktur pemberitaan yang bertanggung jawab atas seluruh isi pemberitaan yang disiarkan secara aktual berdasarkan fakta.
Off Line : Proses editing awal untuk memilih gambar terbaik dengan time code dari berbagai stock shot sesuai dengan kebutuhan adegan. Hasil dari gambar tersebut ditransformasikan dalam bentuk workprint dengan EDL (edit decision List).
On Line : Proses akhir editing untuk menyempurnakan, mempercantik dan memperindah gambar setelah melalui proses off line.
Opening Scene : Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita. Biasanya adegan ini dikemas kreatif dan menarik untuk mendpatkan perhatian penonton.
Opening Shot : Komposisi sudut pengambilan gambar pada awal adegan atau acara yang dirancang khusus untuk menarik perhatian penonton.
OB Van : Outside Broadcasting Van, mobil khusus yang membawa perangkat tekhnis penyiaran audio dan video untuk memproduksi program diluar studio. Dapat juga digunakan untuk master control bagi siaran langsung.
Over Exposed : Kondisi dimana pencahayaan terlalu terang.
Property : Berbagai aksesori.
Program Directing : Penyutradaraan program televisi.
Programming : Tekhnik penyusunan program acara televisi yang ditayangkan secara berurutan.
Praproduksi : Berbagai kegiatan persiapan sebelum pelaksanaan produksi dimulai.
Paskaproduksi : Proses penyelesaian akhir dari produksi.Biasanya istilah ini digunakan pada proses editing.
Produser : Pimpinan produksi yang bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan pengkoordinasian pelaksanaan praproduksi, produksi sampai paskaproduksi.
Rating : Perhitungan secara statistikal untuk mengukur tingkat popularitas program acara televisi terhadap penonton.
Rundown : Susunan isi dan alur cerita dari program acara televisi yang dibatasi oleh durasi, jeda komersial, segmentasi, dan bahasa naskah.
Run Through : Latihan akhir bagi seluruh pendukung acara televisi yang disesuaikan dengan urutan acara sesuai dalam rundown.
Reportase : Sebuah laporan perjalanan atau liputan lapangan yang digunakan untuk mendukung data – data aktual dan faktual.
Retake : Pengulangan pengambilan adegan gambar.
Shot : Ambil Gambar.
Simply Shot : Gambar yang diambil dari sudut yang mudah.
Sequence : satu rangkaian gambar yang terdiri dari berbagai angle dan ukuran shot yang menggambarkan suatu kejadian
Stand By : Komando akhir yang menunjukkan bahwa seluruh komponen produksi telah siap untuk melaksanakan syuting.
Stock Shot : Berbagai bentuk gambar yang diciptakan untuk dijadikan pilihan pada saat gambar gambar tersebut memasuki proses editing.
Suspense : Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adegan – adegan yang menegangkan dan mengundang rasa was was bagi penonton.
Sound : Penataan suara.
Sound Effect : Efek suara yang diciptakan atau digunakan untuk mendukung suasana dari adegan.
Steady Shot : Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak, yang dapat dinikmati dengan posisi diam.
Switcher : Istilah populer bagi perangkat tekhnis untuk memindah-mindahkan pemilihan gambar dari berbagai stock shot maupun input kamera. Alat ini digunakan untuk syuting multi kamera.
Switcherman : Seseorang yang bertugas melaksanakan proses pemindahan gambar sesuai dengan komando sutradara.
Streaming : Proses pengiriman gambar via internet.
Studio : Lokasi khusus tempat pelaksanaan kerja produksi berlangsung. Dapat untuk melaksanakan syuting (shooting studio) maupun untuk editing (post production studio).
Sound Mixer : Mixer pengendali dari berbagai input suara yang dipilah melalui sejumlah jalur (track).
Slow Motion : Pergerakkan gambar yang diperlambat sesuai dengan kebutuhan alur cerita.
Technical Director : Pengarah / Direktur tehnik.
Teleprompter : piranti didepan kamera yang membantu presenter membaca naskah.
Take : Istilah yang digunakan untuk dan pada saat pengambilan gambar berlangsung. Dapat juga digunakan sebagai catatan pada naskah.
Two Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera kepada dua objek yang dituju.
Three Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera kepada tiga objek yang dituju.
Theme Song : Lagu khusus yang diciptakan atau dipakai sebagai pendukungikatan emosi dari program acara kepada penonton.
Up Link : Proses Pengiriman gambar via satelit.
Under Exposed : Kondisi dimana pencahayaan kurang / lemah cenderung gelap.
VTR : Video Tape Recording.
Voice Over (VO) : Suara dari announcer atau penyiar untuk mendukung isi cerita namun tidak tampak dilayar televisi.
Vision Mixer : Sebutan lain untuk istilah populer “switcher”.
Wireless Camera : Kamera yang menggunakan transmisi signal untuk mengirimkan hasil gambar tanpa menggunakan kabel.
White Balance : Prosedur untuk mengkoreksi warna gambar dari kamera dengan mengubah sensitivitas CCD ke dalam spektrum cahaya. Umumnya prosedur ini menggunakan cahaya putih sebagai dasar.
Wardrobe : Berbagai aksesori pendukung kostum bagi peran – peran tertentu.

Tips Menjadi Kameraman TV

1.       Raih dulu gelar S1 mu ( jurusan apapun ), karena saat ini hampir seluruh media televisi menjadikan gelar S1 menjadi syarat utama penerimaan karyawan. Disamping itu akan menunjang juga gaji yang akan kamu terima serta mempermudah jenjang karir anda. :)
2. Pelajari pengoperasian kamera terutama fungsi - fungsi nya.
3. Hafalkan dan pahami dasar - dasar fotografi termasuk angle komposisi, ukuran shot dan berbagai istilah broadcasting.
4. Berlatihlah sesering mungkin merekam suatu visual dalam sebuah sequence.
5. Percayalah jika poin 2 - 4 telah anda kuasai anda telah siap terjun ke dunia pertelevisian.
6. Make A wish

Pergerakan Kamera

Pan ( Right, Left )
- pergerakan kamera kekiri dan kekanan sesuai poros
Tilt Up / Down
- pergerakan kamera naik dan turun sesuai poros
Track In / Out
- pergerakan kamera lurus kedepan / kebelakang
Zoom In / Out
- pergerakan lensa menjauh / mendekati obyek
Follow Shot
- pergerakan kamera mengikuti obyek
Crab Right / Left
- pergerakan kamera geser kekanan / kekiri
Swing Right / Left
- pergerakan kamera lengkung kekanan / kekiri
Ring Shot
- pergerakan kamera memutari obyek
Subjektive Shot
- pergerakan kamera mewakili / menjadi mata obyek
Travelling Shot
- pergerakan kamera berjalan / menyapu semua obyek

Jumat, 25 Maret 2011

belajar golf

Seorang wanita adalah belajar cara untuk bermain golf. Dia telah belajar untuk bermain sendiri selama lebih dari tiga bulan dan hasilnya benar-benar buruk. Dia memutuskan untuk berkonsultasi dengan pegolf profesional.

Ketika bertemu dengan ahli golf, wanita itu disuruh untuk pergi ke depan dan memukul bola. Bola memantul sekitar 50 meter dan melenceng jauh ke kanan. Pegolf pro itu mengatakan kepada perempuan itu, "Saya dapat melihat bahwa Anda memiliki masalah pada posisi dan cara Anda memukul, dan hal terburuk adalah pegangan itu..."

Ketika dia bertanya apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki situasi tersebut, ia menyarankan, "Pegang stik dengan lembut, seperti jika Anda memegang 'stik' suami Anda. Ketika perasaan itu sudah menyatu dengan benar, maju ke depan dan ayunkan."

Wanita itu mencoba, dan hasil pukulannya lurus sempurna sejauh sekitar 275 meter.

Si pegolf pro mengatakan kepada wanita itu, "Itu luar biasa, saya tidak berpikir bahwa Anda akan melakukannya dengan baik. Tapi sekarang, masalah berikutnya... Bagaimana cara kita melepaskan stik golf itu dari mulut Anda?"

hampir ketauan bolos

Pada hari senin, Budi merasa malas kerja, dan kebetulan Bos sedang tidak ada di ruangannya. Akhirnya diam-diam dia pulang ke rumah.

Sesampai di rumah, dia kaget karena pintu depan dikunci dari dalam, maka si Budi pun masuk lewat pintu dapur, ketika dia membuka pintu kamar, dia sangat kaget karena ternyata Bos-nya sedang bergumul dengan istrinya di kasur! Spontan Budi balik arah dan berlari keluar rumah sambil memaki,

“WUAAANJRIIIT!! Hampir aja gua ketahuan bolos kerja!!”